Wednesday 19 October 2011

Siapa yang tak mati ??

Suatu ketika ada seorang janda yang sangat berduka karena anak satu-satunya
mati. Sembari membawa jenasah anaknya, wanita ini menghadap Sang Guru untuk
meminta mantra atau ramuan sakti yang bisa menghidupkan kembali anaknya.



Sang Guru mengamati bahwa wanita di hadapannya ini tengah tenggelam dalam
kesedihan yang sangat mendalam, bahkan sesekali ia meratap histeris.

Alih-alih memberinya kata-kata penghiburan atau penjelasan yang dirasa masuk
akal, Sang Guru berujar:



"Aku akan menghidupkan kembali anakmu, tapi aku membutuhkan sebutir biji
lada."



"Itu saja syaratnya?" tanya wanita itu dengan keheranan.



"Oh, ya, biji lada itu harus berasal dari rumah yang anggota penghuninya
belum pernah ada yang mati."



Dengan "semangat 45", wanita itu langsung beranjak dari tempat itu, hatinya
sangat entusias, "Guru ini memang sakti dan baik sekali, dia akan
menghidupkan anakku!"



Dia mendatangi sebuah rumah, mengetuk pintunya, dan bertanya: "Tolonglah
saya. Saya sangat membutuhkan satu butir biji lada. Maukah Anda
memberikannya?" "Oh, boleh saja," jawab tuan rumah. "Anda baik sekali Tuan,
tapi maaf, apakah anggota rumah ini belum pernah ada yang mati?" "Oh, ada,
paman kami meninggal tahun lalu." Wanita itu segera berpamitan karena dia
tahu bahwa ini bukan rumah yang tepat untuk meminta biji lada yang
dibutuhkannya.



Ia mengetuk rumah-rumah berikutnya, semua penghuni rumah dengan senang hati
bersedia memberikan biji lada untuknya, tetapi ternyata tak satu pun rumah
yang terhindar dari peristiwa kematian sanak saudaranya. "Ayah kami barusan
wafat...," "Kakek kami sudah meninggal...," "Ipar kami tewas dalam
kecelakaan minggu lalu...," dan sebagainya.



Ke mana pun dia pergi, dari gubuk sampai istana, tak satu tempat pun yang
memenuhi syarat tidak pernah kehilangan anggotanya. Dia malah terlibat dalam
mendengarkan cerita duka orang lain. Berangsur-angsur dia menyadari bahwa
dia tidak sendirian dalam penderitaan ini; tak seorang pun yang terlepas
dari penderitaan.



Pada penghujung hari, wanita ini kembali menghadap Sang Guru dalam keadaan
batin yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Dia mengucap lirih, "Guru, saya
akan menguburkan anak saya." Sang Guru hanya mengangguk seraya tersenyum
lembut.



Mungkin saja Sang Guru bisa mengerahkan kesaktian dan menghidupkan kembali
anak yang telah mati itu, tetapi kalau pun bisa demikian, apa hikmahnya?



Bukankah anak tersebut suatu hari akan mati lagi juga?

Alih-alih berbuat demikian Sang Guru membuat wanita yang tengah berduka itu
mengalami pembelajaran langsung dan menyadari suatu kenyataan hidup yang tak
terelakkan bagi siapa pun: siapa yang tak mati?



Penghiburan sementara belaka bukanlah solusi sejati terhadap peristiwa
dukacita mendalam seperti dalam cerita di atas.



Penderitaan hanya benar-benar bisa diatasi dengan pengertian yang benar akan
dua hal:



(1) kenyataan hidup sebagaimana adanya, bukan sebagaimana maunya kita, dan

(2) bahwasanya pada dasarnya penderitaan dan kebahagiaan adalah sesuatu yang

bersumber dari dalam diri kita sendiri.

sumber: http://koesy1979.multiply.com/reviews/item/20

emas dan kearifan

Suatu pagi Zhi Zhou mendatangi Zun-Nun dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa guru berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amatlah penting, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain."



Sang Guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata, "Zhi Zhou, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?" Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, "Satu keeping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."



"Cobalah dulu anak muda, Siapa tahu kamu berhasil."



Zhi Zhou pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang sayur, penjual daging dan ikan. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, Zhi Zhou tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak.



Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."



Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."



Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga sepuluh keping emas.



Rupanya nilai cincin ini sepuluh kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."



Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya "para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar" yang menilai demikian. Namun tidak bagi "pedagang emas".



"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat hingga ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya, dan itu butuh proses. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas.

Life is a Process.

Process Must Be Measurable.

Anything that can be Measured can be Improved upon.

sumber :http://koesy1979.multiply.com/reviews/item/19

SEDIKIT RENUNGAN BUAT KITA-KITA YANG MASIH MUDA ( YANG KELAK AKAN MENJADI TUA PULA ... )

Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.

Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.

Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.

Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.

Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.

Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.

Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.

Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.

Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita idalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau
plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?

Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.

Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.

Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.

Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa.

Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.

Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.

Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.

Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tuanya...

When was the last time you chat to your parent? THEY NEED YOU!

sumber: http://koesy1979.multiply.com/reviews/item/9

MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT ???

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja
bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka
menikah sudah lebih 32 tahun

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah
istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa
digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh
tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya
tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari
rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan
siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan
selepas senja dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan
apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar
dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... ..bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" .

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya,

kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka."
Anak2ku ......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini.

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain,
bagaimana dengan ibumu yg masih sakit."
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio
kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah pak Suyatno bercerita.
"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan.
Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2.. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"

sumber:http://koesy1979.multiply.com/reviews/item/11

Biarkan Allah menilaimu

Terkadang orang berfikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois,

tetapi, bagaimanapun juga,terimalah mereka apa adanya.



Apabila Engkau berbuat baik, orang lain mungkinkan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan itu.

Tetapi, tetaplah berbuat baik selalu.



Apabila Engkau sukses , engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman-teman yang iri hati atau cemburu.

Tetapi,..teruskanlah kesuksesanmu itu.



Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu.

Tetapi,.. tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.



Apa yang engkau bangun bertahun-tahun lamanya,dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja.

Tetapi,..janganlah berhenti,tetaplah membangun.



Apabila engkau menemukan kebahagiaan dan kedamaian di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu.

Tetapi tetaplah berbahagia.



Kebaikan yang engkau lakukan hari ini , mungkin besok akan di lupakan orang.

Tetapi,..teruslah berbuat baik.



Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan mungkin itu tidak akan pernah cukup.

Tetapi,..tetap berikanlah yang terbaik.



Apabila engkau mencintai seseorang dengan ikhlas dan tanpa pamrih, mungkin ia tidak akan berbuat seperti apa yang engkau lakukan.

Tetapi tetaplah mencintainya tanpa pamrih, karena Allah maha mengetahui dan maha adil, lagi bijaksana, hakim dari segala hakim.





Sadarilah bahwa semua yang engkau katakan, dan lakukan itu ada diantara engkau dan Tuhanmu.

Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain.

Jangan pikir dan pedulikan apa yang engkau lakukan atas orang lain, dimana orang lain akan berfikir atas perbuatan baik yang kau lakukan.



Tetapi percayalah bahwa, mata Tuhan tertuju pada orang-orang yang jujur, dan berbuat baik. Dan Dia dapat melihat ketulusan hatimu.



" Yang dinamakan Muslim itu , adalah apabila muslim

lainnya selamat dari keburukan lidah dan tangannya ". ( Al Hadist )

" Takwalah kamu pada Allah dimana saja kamu berada, dan lakukanlah perbuatan baik, untuk menipiskan perbuatan burukmu,yang akan menghapuskannya, dan pergaulilah

manusia dengan pergaulan yang baik



" Barang siapa yang bertaqwa pada Allah, Allah akan memberikannya jalan keluar yang terbaik,dan akan memberikan rezeki padanya dari sumber yang tidak ia

sangka-sangka ".( Al Qur'an ).



Wallahua'lam



** NiLai KeHiduPaN AdaLaH JiKa SesEoRang Dpt MeNikMaTi HidUp SeTiAp SaAt dLm kOndiSi ApaPuN **

Sumber :http://koesy1979.multiply.com/reviews/item/17

Monday 17 October 2011

Renungan Bagus: Penyesalan Seorang Perempuan Setelah Menikah Mengingat Pacarannya Dulu

“Betapa hinanya kurasakan saat aku menikah, aku ingat bahwa beberapa orang laki-laki sebagai pacarku dulu pernah “menyentuhku.” Hina menyadari diri bahwa saat menikah yang merupakan mahligai dambaan jutaan perempuan, diriku sudah tidak bersih dan suci lagi. Kebayang betapa malu dan hancurnya perasaanku dan aku merasa tidak berharga lagi. Saat itu kurasakan sebagai cintaku kepada pacarku, tapi ternyata bukan. Itu hanyalah kemurahanku yang telah membuat diriku kotor dan hina.

Kebodohanku adalah dulu pacaranku seperti akan jadi, pacarku kubayangkan seperti akan jadi suamiku. Ternyata tidak. Setelah puas, rata-rata laki-laki melihat perempuan yang telah dinikmatinya sebagai perempuan murahan. Sebagai perempuan murahan tidak mungkin akan menjadi istri yang baik. Jadilah perempuan seperti aku ini menjadi barang sisa alias barang bekas. Pacaran telah mengotori diriku. Aku sadar, betapa bodoh dan murahnya aku. Suamiku yang kini

menikahiku, memilikiku bukan sebagai perempuan yang terhormat tetapi perempuan yang pernah disentuh dan terkotori oleh noda dan dosa karena jebakan syahwat dalam diriku.

Perasaan ini terus terbawa hingga aku menikah. Setelah punya anak perempuan, aku sadar betapa susahnya untuk mencegah putriku berpacaran dengan laki-laki pacarnya karena kekotoran diriku. Bila aku dulu bersih dan bisa menjaga diri, aku pasti memiliki kekuatan untuk mendidik putriku juga agar bisa mempertahankan prinsip dan pendiriannya, agar tak memurah-murahkan cinta dan tubuhnya pada pacarnya. Tapi, segalanya sudah terjadi. Kebanggaanku bahwa aku perempuan yang terhormat tidak ada dan tidak bisa kutunjukkan pada suamiku, juga kepada anak perempuanku.

Aku yakin, ini terjadi pada banyak perempuan yang menjalani pacaran. Aku sadar, bahwa keadaan anak perempuanku sekarang merupakan rangkaian tak terpisahkan dari akhlak dan sejarahku. Dan yang pedih lagi, ternyata suamiku pun bukan laki-laki yang baik. Dia pun dulu banyak pacaran dan sudah merasakan beberapa kali menikmati cintanya dengan perempuan. Aaakh … akhirnya yang kotor berjodoh dengan yang kotor. Ini memang sudah hukum Allah, yang shaleh dengan yang shaleh lagi, yang bersih dengan yg bersih lagi, yang kotor dengan yang kotor lagi. Aku yakin, ketentuan Allah ini berlaku pada setiap orang. Penyesalan tak pernah di awal.

Wahai … perempuan. Demi kehormatanmu dan kebahagiaanmu kelak, silahkan mencintai tapi hindarilah pacaran. Pacaran adalah langkah awal menuju zina dan kehancuran diri. Apalagi memurah-murahkan dirimu pada pacarmu, jadilah perempuan terhormat, sebelum engkau menyesal kelak. Bagi perempuan murah jangankan di akhirat, di dunia pun akan merasakan penyesalan yang amat besar seperti yang kini kualami.”

(Dewi, di Jakarta)
sumber :http://moeflich.wordpress.com

40 Tanggung Jawab Suami Terhadap Istri

1.Menghayati Fungsi Suami Terhadap Istri.

2.Memberi Belanja (Nafkah)

3.Memenuhi persyaratan Istri atau Keluarganya.
Saat Pernikahan ada persyaratan yg pernah diajukan
Istri dan keluarganya (Komitmen) saat ijab Qabul misal :
Tidak mau di madu, atau membiayai keluarga istri yang
kekurangan, seperti Ortu atau adik kandung.
Hadist rasulullah saw. yg secara umum Beliau sabdakan:
"Syarat yg paling berhak untuk di penuhi adalah syarat
yg menjadikan kamu halal bersenggama dngn istrimu."
(HR.Bukhari dan Muslim)

4.Menyediakan Rumah.
"Tempatkanlah mereka (para istrimu) di mana kamu ber
tempat tinggal menurut kemampuanmu; dan janganlah
kamu menyusahkan mrk utk menyempitkan hati mereka
dan jika mrk ( istri2 yg sdh dii talak) itu perempuan2 yg
sedang hamil, maka berikanlah kpd mereka nafkahnya
sampai mereka bersalin....".
QS.Ath Thalaaq (65) : 6.

5.Melunasi Hutang Mahar.

6.Berhias Diri untuk Menyenangkan Istri.

7.Mengurus Anak2 Istri.

8.Memenuhi Kebutuhan Seksual Istri Dengan Baik.
a.Bersikap lemah lembut bila berduaan dengan istri
"Bila Rasulullah menyendiri dg istrinya, maka ia merupakan
orang yg sangat lembut tertawa dan senyumnya."
(HR.Ibnu 'Asakir dari Aisyah)
b.Memberi ciuman dan ucapan2 yg sangat Romantis
"Rasulullah saw.bersabda:"Seorang di antara kamu jangan
lah sekali2 mencampuri istri seperti seekor hewan yg sedang
bercampur, tetapi hendaklah ia dahului dg perantaraan."
Lalu ada yg bertanya:"Apakah perantaraan itu?" Sabdanya
"Yaitu ciuman dan ucapan romantis."(HR.Bukhari dan Muslim)
c.Tidak mendadak, yaitu istri tanpa dipersiapkan seleranya
bercampur.
"Rasulullah saw melarang bercampur sebelum didahului per
mainan." (HR.Khathib dari Jabir)Hadits palsu tapi sejalan
dg Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.
d.Tidak buru2 sebelum istri memperoleh kepuasan.
e.Tidak Mencampuri istri melalui duburnya.
"Allah sungguh tidak malu untuk menyampaikan kebenaran
ini.Janganlah seorang suami menyalurkan syahwatnya kpd
lewat duburnya."( HR.Ahmad )
f.Jarak waktu suami mencampuri istri.
Imam Ghazali dari madzab Syafi'i bekata :
"Suami mendatangi istri minimal 4 malam sekali.Ini lebih adil
tetapi bisa di komunikasikan sesuai kebutuhan masing2.
Tegasnya Islam tidak mengatur secara detail berapa kalinya
tetapi semua di serahkan kpd pasangan suami istri itu.Akan
tetapi , syariat mewajibkan suami untuk memenuhi kebutuh
an istri.
g.Do'a ketika Bersebadan
Rasulullah saw. bersabda :
"Jika seseorang diantara kamu hendak bersebadan dengan
istrinya ,maka bacalah: "Bismillah, Ya Allah jauhkanlah kami
dari setan dan jauhkanlah setan dari anak yg akan Engkau
karuniakan kpd kami.Kemudian jika ternyata berbuah dari
mereka seorang anak , maka tidak akan merugikannya
selama lamanya ." ( HR.Bukhari dan Muslim )
h.Berwudhu apabila ingin Mengulanginya.
Rasulullah saw. bersabda :
"Bila seseorang diantara kamu telah bercampur dengan istri
nya, kemudian ingin mengulanginya, hendaklah ia berwudhu
Karena dengan itu akan lebih giat untuk mengulanginya."
( HR.Muslim)

9.Tidak Mencampuri Istri Saat Haid

10.Memperlakukan Istri Dengan Sopan dan Hormat
a.Menghormatinya;
b.Berlaku sopan santun;
c.Melunakkan hatinya;
d.Bersikap halus dan sabar kepadanya

11.Menasehati Dan Membina Akhlak Istri.

12.Mendahulukan Kepentingan Istri Daripada Kepentingan Orang Lain.

13.Menyuruh Istri Shalat.

14.Menyuruh Istri Berkerudung/Berjilbab.

15.Menjauhkan Istri Dari Perbuatan Dosa.

16.Meringankan Beban Kerja Istri.

17.Memaafkan Kekurangan Istri.

18.Menggilir Istri Dengan Adil Bila Berpoligami.

19.Menghukum Istri Bila Berbuat Durhaka.

20.Mengajak Dan mendorong Istri Melakukan Ibadah Dan Syiar Islam.

21.Segera Pulang Bila Selesai Urusan DiLuar

22.Mengambil Penengah Jika Ada Perselisihan Dengan Istri.

23.Memberikan Pesangon Kepada Bekas Istri Selama Iddah

24.Segera Menemui Istri Kalau Tertarik Kepada Wanita Lain

25.Tidak menyakiti dan Mengusir Istri.

26.Tidak Menjadikan Istri Sebagai Pemimpin Rumah Tangga

27.Tidak Membangunkan Istri Bila Pulang Tengah Malam.

28.Tidak Membawa Istri Ke Pemandian Umum.

29.Tidak Bersumpah Menjauhi Istri Untuk Selama Lamanya

31.Tidak Menuduh Istri Berzina Tanpa Bukti Sah Secara Islam.

32.Tidak Menarik Kembali Mahar dari Istri

33.Tidak Memadu Istri Dengan Saudaranya atau Bibinya.

34.Tidak Menempatkan Istri Serumah Dengan Ipar Lelaki.

35.Tidak Menyenangkan Hati Istri Dengan Melanggar Agama.

36.Tidak Sewenang wenang Menceraikan Istri

37.Tidak Menghalangi Istri Minta Cerai, Bila Alasannya Sah

38.Mengantarkan Istri Pergi Haji

39.Tidak Menceritakan Hubungan Suami Istri Kepada Orang Lain

40.Rela Atas Kematian Istri


SUMBER:

http://www.facebook.com/notes/felian...50390600990381